Contoh wacana Memahami Perintah Kerja Tertulis dalam Konteks Bekerja


Memahami Perintah Kerja Tertulis dalam Konteks Bekerja.

Beli Sekarang, Bayar Nanti

Kapan orang mulai berhutang-piutang? Jangan kaget, sekitar 3.000 tahun lalu masyarakat Babilonia dan Mesir telah melakukan praktik utang atau kredit atas sesuatu yang ingin dimiliki. Pada tahun 1730, Christopher Thorton adalah orang pertama yang memasang iklan penjualan perabot rumah yang biasa dibayar pada akhir minggu. Inilah konon iklan pertama untuk pembelian secara kredit. 

Awalnya, kartu kredit adalah penerus berbagai program kredit pedagang. Kartu kredit pertama kali digunakan pada tahun 1920 di Amerika Serikat, untuk menjual bahan bakar ke sejumlah pemilik mobil. Tahun itu pula, di Negeri Paman Sam, ada sebuah toko pecah belah yang menggunakan sistem "Beli Sekarang, Bayar Nanti". Cara ini kemudian banyak ditiru pada tahun 1938, beberapa perusahaan mulai menerima kartu-kartu lainnya, yang hakikatnya menunda pembayaran. 

Konsep pembayaran menggunakan kartu kredit ditemukan pada tahun 1950, yakni dioperasikannya charge card oleh Dinners Club, yang mencatat biaya yang dikeluarkan pelanggan atas permintaan penerbit kartu. Seluruh rekening dibayarkan pada setiap datangnya laporan rekening. Langkah ini diikuti American Express. Inilah "Uang Plastik" pertama. 
Setahun kemudian, 1951, Dinners Club melepaskan kartu kredit pertama kepada 200 orang pelanggannya, yang bisa digunakan pada 27 rumah makan di New York. Pada tahun 1958, Bank of America menciptakan BankAmericard, produk yang akhirnya berevolusi menjadi sistem Visa. Mastercard muncul pada tahun 1966 ketika sekelompok bank penerbit kartu membentuk MasterCharge. 

Kartu kredit dikeluarkan setelah ada persetujuan dari penerbit kartu (biasanya bank umum). Dengannya, nasabah bisa menggunakan transaksi pembelian sampai batas kredit tertentu. Setiap kali transaksi pembelian, penggunaan kartu menandatangani resi berupa catatan data kartu dan jumlah yang dibayarkan. Melalui sistem verifikasi elektronik, yang memeriksa strip bahan magnetis berisi data, kartu dinyatakan valid dan pemegang kartu dianggap memiliki cukup kredit untuk menutup biaya pembelian. 

Beberapa cara lain dikembangkan, misal melalui telepon dengan hanya mengutip nomor kartu kredit yang dicetak embossed (timbul) pada kartu. Cara ini bisa pula untuk melakukan pembayaran via internet, bahkan lewat pos. Ini lazim disebut "transaksi tanpa kartu". Agar aman, beberapa bank memberi nomor sekali pakai untuk setiap transaksi. Kartu kredit semacam ini merebak di kalangan menengah negara-negara Barat. 

Soal keamanan kartu menjadi kelemahan sistem ini. Penerbit kartu berusaha keras agar kerugian akibat penipuan dan biaya pencegahan penipuan diminimalkan. Celakanya, tercipta pasar gelap bagi nomor kartu kredit curian, yang harus langsung dipakai sebelum diendus pihak berwajib. Karenanya, dibuat tiga perbaikan keamanan kartu kredit. Pertama, sistem verifikasi online, yakni nomor indentifikasi pribadi (PIN) dijadikan empat digit. Kedua, kartunya diganti smart card, yang dampak sama tetapi antipenipuan. Ketiga, untuk transaksi tanpa kartu, ditambahkan kode 3 atau 4 digit di belakang kartu. 

Indonesia, yang mengenal kartu kredit sejak 1985, justru jadi fukos dunia lantaran penipuan kartu kredit via internet yang dilakukan segelintir anak muda. Pemalsuan kartu kredit pun merebak. Untunglah, pada tanggal 6 Juni 2004 Pengadilan Negeri Gianyar memvonis 2,8 tahun penjara, disusul Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 14 September 2004 mengganjar 3 tahun penjara terhadap seorang terdakwa pemalsuan kartu kredit, Benny Wong. 

Kini, hampir 6 juta kartu kredit beredar di seantero Nusantara, dengan pertumbuhan sebesar 20-30 % per tahun. 

(Sumber : Majalah Intisari, Agustus 2005)

Contoh wacana Memahami Perintah Kerja Tertulis dalam Konteks Bekerja Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Site Administrator